Malam ini tepatnya pukul 19.00 WIB pertemuan pertama KBMN-29 dimulai. Saya sendiri adalah emak dengan satu anak yang masih balita semangat sekali untuk mengikuti pelatihan meski fokus harus terbagi karena si kecil terus nempel dan sedikit mengganggu, maklum jam segini si kecil masih aktifnya bermain. Namun saya harus tetap bisa fokus sesuai niat awal.
Pertemuan kali ini dipandu oleh moderator yaitu salah seorang tim solid Omjay, bunda Raliyanti, S.Sos, M.Pd. Beliau menyebutkan seorang narasumber hebat yang akan mengisi pertemuan pertama, bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd yang familiar dikenal dengan nama OmJay. Membaca biodata beliau sejenak tercengang karena begitu luar biasa, seorang guru blogger Indonesia yang menorehkan berbagai prestasinya.
Pada pertemuan kali ini beliau berbagi ilmu dengan tema MENULIS SETIAP HARI. Menulis dan membaca adalah sebuah kebutuhan, sama halnya dengan makan dan minum begitu tutur OmJay. Beliau juga berkata, kawan-kawan bisa mempergunakan ilmu menulis tanpa ide untuk menulis setiap hari. Yang perlu digaris bawahi adalah menulis tanpa ide.
Seketika muncul pertanyaan dalam benak saya, bisakah saya menulis tanpa ide? biasanya kan kita ada ide terlebih dahulu baru mulai menulis, bukankah begitu? namun setelah diangan-angan memang benar kadang tanpa disadari ide tersebut akan muncul dengan sendirinya. Tak perlu banyak menulis kata-kata jika kehilangan ide, tulis saja barang-barang atau benda yang ada di depan mata saat itu, kata Omjay.
Bagi penulis seperti Omjay menulis merupakan sebuah kebutuhan, jadi setiap hari harus menulis bahkan jika tidak menulis serasa ada yang hilang baginya. Dan tentunya menulis harus dengan senang hati, agar hasilnya pun juga tidak setengah hati. Jadi jika kita mempunyai niat dan tekat bulat untuk bisa jadi penulis maka harus mengikuti jejak Omjay, step by step.
Menulis itu sendiri adalah kemahiran berbahasa yang keempat, karena dalam berbahasa itu pasti ada empat kemahiran yakni mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Hal itu benar adanya, saya mengampu matapelajaran Bahasa Arab yang di dalamnya juga ada empat maharoh (kemampuan), begitu juga dengan bahasa-bahasa yang lain.
Keterampilan berbahasa adalah kekuatan nalar atau logika yang sangat sejajar. biasanya orang yang logikanya baik dapat diduga kemampuan berbahasanya baik. Tetapi bila orang yang berbahasa verbal itu baik belum tentu bahwa berbahasa tulisanya baik. Maka dari itu menulis perlu kekuatan lainnya. Umpamanya penguasaan simbol-simbol grafis seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, tanda kutip, dan lain-lain.
Dalam bukunya Omjay yang berjudul "menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" masih membaca daftar isinya saja sudah tertarik untuk membaca semua isi buku tersebut. Namun jika di resume semuanya pasti panjang sekali, karena ada sekitar 302 halaman jadi di sini saya ingin simpulkan satu poin yang ada, pada halaman 5 tertulis bahwa baca buku buka dunia. Saya tertarik dan setuju dengan ini.
Dengan banyak membaca akan banyak pula wawasan keilmuan yang kita dapatkan. Membaca bisa membuka cakrawala dunia. Kita seakan berkeliling dunia dan menjadi pintar karena hobi membaca. Lahap membaca akan membuat kita menjadi gemuk menulis. Kita pun akan menjadi penulis hebat bila kita mampu menuangkannya dalam gaya menulis kita sendiri, begitulah sekilas yang ada pada tulisan Omjay di bukunya.
Siapa sih yang tidak ingin seperti Omjay? Tentu kita semua pasti ingin bisa mengikuti jejaknya dalam kepenulisan khususnya. Berbagi prestasi ilmiah Omjay lahir dari hasil menulis setiap hari. Itulah nikmatnya bila kita menyempatkan waktu untuk duduk sebentar dan mulai MENULIS, ujar beliau.
Hasil tidak pernah menghianati proses. Karena hasil berbanding lurus dengan proses yang kita lakukan. Saran atau trik yang bisa saya ambil, jika kita ingin menjadi seorang penulis yang baik, maka kita harus berlatih menulis setiap hari. Omjay membiasakan diri menulis 500 kata setiap harinya. Hasilnya beliau menjadi terbiasa menulis dan tak pernah kehilangan ide dalam menulis.
Mulai menulis dari 3 alinea saja, alinea pembukaan, isi, dan penutup. Dengan ketiga alinea itu, bisa dikembangkan lagi menjadi beberapa alinea. Itulah yang Omjay lakukan setiap harinya.
Menulis selain bisa mengungkapkan isi hati misalnya, juga memiliki banyak manfaat salah satunya dengan menulis bisa mendatangkan cuan. Contoh nyata yang ada di depan mata saat ini adalah cerita Omjay.
Omjay tidak hanya memiliki satu blog saja, ada 2 blog gratis yang dimiliki Omjay, usia blog pribadinya sudah lebih dari 15 tahun dan sampai saat ini masih terupdate dengan baik. Dari blog gratisan, Omjay mulai masuk ke blog profesional dan bayar iuran per tahun sebesar Rp. 800.000. Omjay berusaha menulis setiap hari lewat Blog dan alhamdulillah selama 14 tahun menulis di blog sudah mendapatkan pemasukan dari hasil menulis dan menjadi narasumber. Sudah tidak bisa berkata-kata lagi, Omjay ini memang luar biasa.
Dengan menulis setiap hari kita bersedekah ilmu lewat tulisan dan semoga sedekah kita diterima para pembaca yang haus akan ilmu. Ikatlah ilmu dengan cara menuliskannya kembali. Itulah pesan yang masih Omjay ingat dari sahabat Ali yang baik hati. Dengan menulis setiap hari kita berusaha menyampaikan pesan kepada para pembaca tentang informasi yang diperlukan saat ini.
Pada sesi tanya jawab ada kalimat Omjay yang sangat mengena, sebesar keyakinan kita bahwa setiap tulisan akan menemukan takdirnya. Pembaca akan membuat tulisan kita viral ketika tahu tulisan tersebut sangat dibutuhkan orang lain. Seorang Omjay juga pernah mengalami kesepian pembaca. Kiatnya paksakan menulis dan mulai menulis sedikit demi sedikit. Itulah yang Omjay lakukan setiap harinya. Kalau malas kita tidak akan naik kelas.
Dan masih banyak sekali ilmu yang saya dapatkan pada pertemuan pertama ini, semoga menjadi awal yang indah nan berkah untuk kedepannya juga. Bismillah mengikuti jejak Omjay menulis setiap hari karena ingin membuktikan apa yang akan terjadi. Semoga hal-hal yang luar biasa akan terjadi nanti.
Terimakasih Omjay sang inspirasi atas ilmunya malam ini....
Komentar